iqra’ …. adalah AYAT PERTAMA yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad S.A.W. mempunyai makna yang luar biasa.
iqra’ artinya adalah bacalah. Dengan ayat pertama ini, Allah memerintahkan kita untuk selalu membaca. Karena tidak disebutkan secara spesifik apa yang harus dibaca, maka bacalah semua apa yang ada di depan kita. Bacalah buku, keadaan, lingkungan, perilaku, sifat, penyajian dan semuanya, baik yang tersirat maupun yang tersurat. Karena dengan membaca, maka kita akan tahu, dan menjadi makhluk yang sempurna diantara makhluk Allah. Dengan cara membaca ini pula, Allah mengajarkan kepada manusia.
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (dengan perantara baca-tulis). (QS. 96:4) .
Ingat, manusia satu-satunya makhluk yang diberi akal dan pikiran, sehingga dengan proses membaca, kita bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Membaca buku.
Membaca buku adalah salah satu kegiatan membaca yang sering kita lakukan. Dengan membaca buku, selain banyak informasi dan pengetahuan yang kita peroleh darinya, kita juga memperkaya imajinasi. Dengan membaca buku pula kita bisa mengetahui kejadian di belahan dunia lainnya, karena buku adalah jendela dunia.
Karenanya agar informasi yang kita peroleh benar dan menghasilkan kreasi imajinasi yang benar pula, maka hendaknya kita membaca buku-buku yang baik. Dengan membaca buku bacaan yang baik akan memberikan kebahagiaan dan keselamatan hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat.
Membaca sebuah buku/informasi adalah proses transformasi pikiran dari penulis ke pembaca. Penulis tentunya ingin apa yang dia tulis disetujui dan diakui oleh pembaca. Sehingga kekuatan argumentasi seseorang yang disampaikan dalam sebuah tulisan atau informasi dapat mempengaruhi dan merubah pola pikir bahkan ideologi kita. Agar apa yang kita baca memberi manfaat kepada kita, baik berupa informasi kebaikan atau sebaliknya, hendaknya dalam memulai membaca, mulailah dengan bacaan basmalah.
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, (QS. 96:1)
Membaca dengan tujuan memberi daya imajinasi, sangatlah berguna bagi mereka yang dalam masa pertumbuhan. Sehingga kita sebagai orang tua, hendaklah memberi buku bacaan yang sifatnya mendidik kepada putra-putri kita. Buku-buku ini antara lain cerita kepahlawanan, cerita sosial, kisah-kisah keagamaan, buku eksperimental dan lain-lain.
Dengan membaca buku-buku tersebut, anak-anak kita bisa berkembang sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu kognitif (pengembangan penalaran), atau bersifat afektif (kebaikan budi pekerti) atau psikomotorik (kemampuan melakukan sesuatu).
Membaca alam lingkungan sekitar.
Selain membaca yang tersurat atau tertulis, pengetahuan dan informasi dapat pula kita peroleh dengan membaca dan mengamati alam lingkungan sekitar kita. Untuk mengerti pelajaran apa yang dapat kita peroleh dari alam, kita harus sering mengamati dan selalu ada pertanyaan “mengapa” dalam pikiran kita.
Kalau kita amati dan renungkan, ilmu yang kita peroleh dari alam adalah sebuah keseimbangan. Keseimbangan harmonis antara siklus pertumbuhan dan kematian. Alam menumbuhkan generasi yang baru, dan di saat itu pula, ditempat lain, alam mematikan yang telah rapuh. Demikian terus menerus, sehingga alam selalu terisi dan tidak ada keabadian di alam ini.
Alampun akan memenuhi kebutuhan hidup makhluk di suatu tempat. Dan sebaliknya makhluk dapat beradaptasi untuk hidup dengan alam sekitarnya. Sehingga kita berpikir dan mengetahui, mengapa suatu tumbuhan bisa tumbuh subur di daerah tertentu, dan sebaliknya mati bila berada di tempat yang lain. dan seterusnya.
Untuk menunjukkan betapa pentingnya kita belajar dari alam, Allah S.W.T. menyebutkan nama-nama hewan dan tumbuhan/buah sebagai nama surat dalam Al-Qur’an. sebut saja :
– Al-Baqarah (sapi betina), Al-An’am (hewan ternak), An-Nahl (lebah), An-Naml (semut), Al-Ankabut (laba-laba), At-Tiin (buah tin), Al-‘Aaadiyaat (kuda perang), Al-Fiil (gajah).
demikian juga dengan peristiwa alam yang disebutkan dalam nama-nama surat dalam Al-Qur’an :
Al-A’raaf (tempat tertinggi), Ar-Ra’d (guruh), Al-Hijr (pegunungan Hijr), Al-Kahfi (gua), An-Nuur (cahaya), Ad-dakhaan (kabut), Al-Ahqaaf (bukit pasir), Adzz-Dzaariyaat (angin yang menerbangkan), Ath-Thuur (bukit), An-Najm (bintang), Al-Qamar (bulan), Al-Hadiid (besi), Al-Mulk (kerajaan), Al-Ma’arij (tempat-tempat naik), Al-Buruuj (gugusan bintang-bintang), At-Thaariq (yang datang di malam hari), Al-A’laa (yang paling tinggi), Al-Fajr (fajar), Asy-Syams (matahari), Al-Lail (malam), Ad-Dhuhaa (waktu matahari sepenggal naik), Al-Lahab (gejolak api), Al-Falaq (subuh).
Membaca yang tersirat lainnya.
Disamping membaca alam lingkungan sekitar kita, masih banyak hal/kejadian yang perlu kita baca dan kita ambil hikmahnya. Dan ini terlihat dari beberapa surat-surat Al-Qur’an, ada yang menyebutkan gender, kisah suatu kaum, kisah-kisah para rasul, suatu perbuatan dan lain sebagainya. Ini menekankan bagi kita agar dapat mengambil hikmah dari kejadian-kejadian dilingkungan kita.
Bacalah semua ini semampu kita, karena Allah S.W.T. akan membimbing kita melalui kejadian yang akan kita alami atau melalui bimbingan dari guru-guru kita. Dengan membaca diharapkan kita tanggap dan kritis terhadap sesuatu. Serta menjadikan diri ini menjadi pribadi seutuhnya, yaitu menggunakan sebaik-baiknya akal pikiran kita.
Dengan membaca dan dikembangkan dengan perenungan serta pengamatan yang mendalam, akan lahir ide-ide dan karya baru untuk memudahkan hidup ini. Inilah tujuan akhir diciptakannya akal-pikiran bagi manusia. Dan agar karya yang akan kita hasilkan bermanfaat bagi kehidupan manusia, awalilah semua ini dengan basmalah.