perlunya ‘dikoreksi’ dan mengoreksi

Tulisan ini terinspirasi setelah presentasi aplikasi C++ pertamaku dikoreksi oleh teman satu lab, mahasiswa Master dan Doktor .

Perlunya mengoreksi

Pekerjaan seorang dosen yang seringkali membimbing skripsi dan thesis mahasiswaku, selalu mengoreksi baik editorial maupun substansi penelitian mahasiswa. Senang sih selama proses mengoreksi. Seolah-olah saya terlibat langsung dalam penelitian itu. Dan memang untuk hasil yang baik agar enak dibaca atau diteliti ulang, perlu adanya pihak  yang expert yang berada di luar kegiatan itu. Dengan mengoreksi pekerjaan orang lain, secara tidak langsung kita memberi kontribusi ke arah kebenaran dan kesempurnaan atas penelitian yang dilakukan. Selain itu, kita bisa mengetahui kekurangan penelitian yang berlangsung dan bisa memperoleh ide-ide untuk memperbaikinya di penelitian yang akan datang. Sehingga akan terus berlanjut proses penelitian di bidang tertentu.

Perlunya dikoreksi

Pihak luar biasanya selalu bisa melihat kelebihan dan kelemahan kita. Ibarat pelatih sepak bola, selalu berada di luar arena permainan, agar bisa memberi masukan bagi pemain asuhannya. Dengan kelemahan yang ada, kita disarankan untuk merubah atau melengkapinya agar tidak terlihat kurang. Sedang dengan kelebihan yang ada, kita pertegas lagi sehingga pembaca akan ‘melupakan sesaat’ kekurangan kita. Kalau suatu pekerjaan dikoreksi, berarti ada perhatian dengan pekerjaan kita, memberikan semangat kepada kita untuk memperbaikinya karena ada orang lain yang juga memperhatikan pekerjaan kita. Agar proses pembelajaran benar, hendaknya selain mengoreksi, kita memberikan juga solusi untuk melengkapi atau memperbaiki pekerjaan yang kurang tersebut. Dan memang ini yang diharapkan setiap mahasiswa dalam melakukan bimbingan, mereka menghendaki masukan-masukan untuk proses kebenaran penelitiannya.

so … sudahkan kita membimbing mahasiswa kita dengan benar ?

This entry was posted in education, life style. Bookmark the permalink.