arti sebuah agama (bagi saya)

Maaf saya bukan ahli agama, pendidikan special agama saya hanya mengaji dari kelas 3 hingga kelas 6 SD di tetangga rumah, serta sekolah madrasah hanya beberapa bulan saat kelas 4 SD. Selebihnya kalau ada kesempatan saya mengikuti ceramah-ceramah agama di mesjid atau kegiatan kampung. Jadi uraian di sini adalah ‘perasaan’ orang awam terhadap pentingnya agama.

Kalau kita bicara agama, sangatlah sensitif, karena berhubungan dengan keyakinan dan pola pikir kita. Segolongan umat, tidak ingin keyakinannya di ganggu apalagi dirusak. Bahkan beberapa golongan tidak ingin mendengarkan uraian agama, selain dari pemimpin/imam mereka.

Bagi saya sendiri, arti agama adalah sebagai pedoman hidup dan sebagai kontrol, cara saya mensyukuri nikmat yang diberikan-Nya, serta tempat mengadu saat hati galau karena ditimpa bencana.

agama sebagai pedoman hidup

Sebagai pedoman hidup, agama saya fungsikan untuk berhubungan dengan orang-orang sekitar saya.

Bagaimana menghormati dan menghargai mereka, bagaimana melayani mereka dengan kemampuan yang ada. Terutama bagaimana menyikapi sikap mereka. Ada sikap yang smart, sikap yang cerdik, sikap pemalas, pembohong dan sebagainya. Dengan agama, saya selalu mengevaluasi diri ini, seperti apakah saya ? apakah sikap yang saya hadapi tidak merugikan orang lain dan sesuai dengan agama ?

agama sebagai kontrol/kendali.

Karena sebagai kendali, maka sifatnya adalah umpan balik. Ilustrasinya adalah sebagai berikut, kalau saya akan melakukan sesuatu, bila tanpa agama, saya akan melakukan sesuai dengan keinginan dan emosi/ nafsu saya, saya tidak akan memperdulikan orang lain, yang penting saya suka dan puas.

Namun bila saya menggunakan agama dalam bertindak, maka saya akan selalu berpikir, apakah tindakan yang saya lakukan sesuai dengan ajaran dan norma agama ?

Karena tujuan dari hidup ini adalah kebahagiaan dunia-akhirat, maka dalam melakukan sesuatu jangan hanya mencari dampak duniawi saja, tetapi ada dampak akherat yang akan kita dapatkan.

cara mensyukuri nikmat

Nikmat yang kita peroleh dalam hidup ini sangatlah tak terhingga. Ada nikmat sehat, nikmat bahagia, sejahtera, kekayaan, keluarga yang sakinah dan sebagainya.

Seperti halnya bila kita mendapat sesuatu dari orang lain, maka pastilah kita akan berterima kasih dengan berbagai cara, ada yang dengan menjabat tangannya, mencium tangannya, atau bahkan memberi balik ke orang itu.

Maka dengan nikmat-nikmat di atas, sebagai anugerah Allah yang luar biasa, saya bisa berterima kasih dengan cara ‘menyembah’ pada-Nya.

tempat pengaduan terakhir

berlutut

naluri manusia bila ditimpa bencana pastilah mengadu. Untuk melepaskan beban pikiran dan gundah hati. Mengadu kepada orang tua, saudara, teman, guru atau kekasih. Nah, disinilah perlunya agama, saya bisa mengadu sepuas saya tanpa rasa malu kepada Sang Pencipta.

Dan biasanya setelah saya mengadu, hati ini akan tenang sehingga pikiran bisa berpikir kembali mencari penyelesaian atas musibah yang terjadi, pelan tetapi pasti.

 

———————————

This entry was posted in education, life style, religion. Bookmark the permalink.